Back To HOME

Jumat, September 25, 2009

Bicara Lebih Dari "Terima Kasih" bisa Didenda Rp 1 Miliar













NAMA Limbad tentu tidak asing lagi. Pria asal Mejasem Kecamatan Kramat yang namanya melambung setelah dinobatkan sebagai The Master of Faqir dalam sebuah program di salah satu televisi swasta ini pulang mudik ke Tegal untuk merayakan Lebaran di kampung halamannya.

Seperti para pemudik lainnya, Limbad, sang master kelahiran Tegal, 6 Juli 1972 ini juga menikmati libur Lebarannya dengan bersilaturahmi ke sanak keluarganya dan berziarah ke makam ayahnya yakni Almarhum Suratmo dan leluhurnya di Tegal. "Ibu saya (Suratmi, Red) masih hidup. Sekarang usianya 80 tahun," ceritanya saat ditemui di kediamannya sekarang yang berada di Desa Dukuhwringin RT 4/RW V Kecamatan Slawi.

Dengan kaos tanpa lengan yang memperlihatkan beberapa tato di lengan atasnya, sosok pria berambut keriting yang biasa tampil misterius di layar kaca ini tampak berbeda. Wajahnya terlihat bersahabat dan tak segarang tampilannya di televisi. Percakapan hangatpun segera mengalir karena Limbad tak membisu seperti biasanya.

"Itu tuntutan kontrak. Selama menyandang Master of Faqir, saya harus terus menjaga imej Limbad yang seperti itu. Tidak banyak bicara kecuali terima kasih selama di depan kamera televisi," terangnya. Sang istri Susi Indrawatipun selalu menjadi juru bicaranya jika Limbad harus berhadapan dengan media elektronik. Konsekuensi untuk tidak bicara di hadapan publik layar kaca menurutnya cukup berat saat awal-awal pertama kemunculannya.

Dalam kesempatan wawancara di salah satu infotainment, diapun sempat keceplosan bicara. Untungnya, salah satu kru program itu mengenalnya dengan baik dan bersedia membantu mengedit tayangan itu. "Bolehnya bicara terima kasih. Kalau lebih dari itu bisa kena denda Rp 1 miliar," ucap pria yang telah dikaruniai 3 orang anak ini yakni M Mahardika (12), Cecilia Virginia Maharani (7) dan Novita Tamara Keysaukani Damayanti LS (2) ini.

Putra bungsu dari 13 bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana ini menuturkan, program The Master yang diikutinya telah merubah kehidupannya saat ini. Dia yang sebelumnya menjalani hidup dengan santai dan bisa mengerjakan banyak hal semaunya kini harus rela disiplin dengan jadwal kegiatannya yang begitu banyak. Mulai dari tampil off air di berbagai kota, syuting sinetron hingga tampil live di program The Master sendiri. "Saya dikontrak eksklusif selama tiga tahun oleh salah satu PH. Di situ saya memang harus membintangi beberapa sinetron," jelasnya.

Sebuah iklan produk minuman suplemen juga tengah menawarinya untuk menjadi bintang iklan. Disinggung mengenai berbagai aksinya yang menegangkan di layar kaca, Limbad mengaku kemampuannya itu dia dapatkan secara otodidak. Dari beberapa penampilannya, aksi digilas alat berat merupakan aksi yang paling mendebarkan buatnya.

"Karena tadinya saya kira silindernya seperti yang biasa di desa, yang setengah sampai 1 ton saja beratnya. Tidak tahunya besar sekali," tutur dia. Saat itu, sang istri Susi bahkan sempat menangis karena khawatir dengan keselamatan suaminya. Tapi dengan keyakinannya pada Allah SWT dan kepasrahannya, benda seberat 18 ton itupun bisa melindasnya tanpa menghilangkanya nyawanya.

"Waktu itu saya pasrah saja. 99 Persen saya menyangka nyawa saya akan hilang. Benar-benar dilema karena kalau mundur nama saya hancur tapi kalau maju nyawa taruhannya," ujar dia. Beruntung, aksi mendebarkan itu justru menjadi jembatan emas yang mengantarkan kesuksesannya dalam program televisi tersebut. Meski sukses di bidang sulap, Limbad rupanya tak ingin profesinya diguleti anak-anaknya.

"Tanpa saya ajari, mereka sudah menunjukkan bakatnya di bidang sulap. Tapi saya larang mereka. Yang terpenting buat saya adalah pendidikan mereka karena sulap ini berat," tambahnya yang memiliki keinginan mengangkat para seniman Tegal untuk menghasilkan karya seninya. "Itu cita-cita saya yang belum kesampaian," imbuhnya. (khikmah wati)

Sumber : Radar Tegal



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klik DIbawah ini untuk Tambahan Penghasilan

Online Status

JAM